Sony, antara ambisi besar dan kualitas pelayanan servisnya

 On 15 Okt 2013  


Sony Ericsoon, itu dulu. Semenjak Sony membeli semua saham Ericsson pada tahun 2011 yang lalu, Sony Ericsson resmi berubah menjadi Sony Mobile Communications dan sepenuhnya menjadi anak perusahaan milik Sony, si raksasa elektronik Jepang. Sony Mobile Communications pun leluasa menggunakan teknologi-teknologi milik Sony seperti Bravia Engine, bisa mendapat akses ke rekanan-rekanan produsen komponen, dan bisa mengakses jaringan-jaringan ritel Sony di seluruh dunia, ujar Kunimasa Suzuki, CEO Sony Mobile Communications kepada kompas pada wawancara ekslusifnya.

Mengincar posisi ketiga dunia

Posisi ketiga, dibawah Samsung dan Apple adalah target Sony selanjutnya. Sony menargetkan bisa meraih market share sebesar 20% untuk pasar ponsel dunia, dimana saat ini market share Sony hanya sebesar 7% saja. Namun, seiring dirilisnya ponsel-ponsel flagship baru Sony, dikabarkan penjualan Sony semakin mengingkat dan mengincar posisi 3 besar dunia. Untuk meningkatkan penjualannya, Sony tidak buru-buru untuk membuka area penjualan baru tetapi lebih memilih untuk fokus pada pasar Eropa dan Jepang.

Kenapa di kedua kawasan tersebut? Alasanya simpel, keduanya memberikan pemasukan hingga 60%. Sedangkan untuk dua negara kunci, Amerika dan China, Kazuo Hirai sebagai CEO Sony mengatakan bahwa pangsa pasar Sony di kedua negara tersebut tidak ada atau sangat kecil, seperti dikutip dari WSJ.

Pelayanan servis yang buruk

Siapa di antara Anda yang pernah berurusan dengan service center milik Sony? Berapa lama ponsel Anda diperbaiki oelh servis center resmi Sony tersebut? jika Anda menjawab lammmaaaaa, ya Anda tidak sendiri. Itulah keluhan yang cukup banyak untuk pelayanan purna jual dari Sony. Walaupu mengejar posisi ketiga, namun nyatanya pelayanan servis Sony sangat lama, paling tidak itu yang dirasakan konsumen ponsel Sony di Indonesia. Apakah ini karena Asia dan Indonesia khususnya tidak menjadi fokus utama perusahaan Jepang tersebut? Tidak ada jawaban yang pasti.

Beberapa atau banyak kosumen ponsel Sony mengeluhkan pelayanannya yang sangat lama. Banyak sekali keluhan dari penggunannya seperti disini, sini, sini, dan sini, dan itu masih sebagian kecil saja, saya rasa. Saya sendiri punya pengalaman kurang menyenangkan dengan Sony. Singkat cerita, ponsel Sony saya bermasalah pada bulan maret lalu, kemudian masuk ke service center Sony untuk penggantian mesin, baru keluar 4 bulan (tepatnya 3 bulan 29 hari) kemudia. Alasannya: karena belum ada spare partnya dan menunggu kiriman dari Jepang. Namun, 3 minggu setelahnya, masuk lagi ke SSC, namun tidak begitu lama, kurang dari 1 bulan (3 minggu) untuk penggantian LCD. 

Pihak Sony sendiri menjelaskan bahwa memang ada perbaikan yang cepat namun ada yang lama karena harus indent barang dari luar negeri. 

kualitas pelayanan SSC buruk

Walaupun itu merupakan alasan yang masuk akal, pengiriman dari luar negeri membutuhkan waktu yang cukup lama, namun tentu saja konsumen tidak mau tahu mengenai itu. Konsumen menuntuk perbaikan yang relatif cepat. Dan SSC tidak memberikan itu.

Jadi....

Jangan mengejar posisi 3 dunia saja, kejar juga kualitas pelayanannya menjadi no 1.
Sony, antara ambisi besar dan kualitas pelayanan servisnya 4.5 5 Unknown 15 Okt 2013 Smartphone Android Sony membuat produsen asal Jepang memiliki ambisi tinggi, namun layanan servis yang buruk Sony Ericsoon, itu dulu. Semenjak Sony membeli semua saham Ericsson pada tahun 2011 yang lalu, Sony Ericsson resmi berubah menjadi Sony Mob...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar